Rencana Strategis dan Kebijakan
Visi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Industri hingga tahun 2025 adalah “Menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Industri yang Unggul, Berbasis Kompetensi dan Berdaya Saing”. Tahapan Rencana Strategis yang ditempuh sampai dengan tahun 2014 adalah Pemantapan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi dan Spesialisasi. Tahun 2020 menjadi Pelopor Institusi Pendidikan dan Pelatihan yang terpercaya dalam Pengembangan SDM Industri Profesional, dan pada tahun 2025 adalah Menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Industri yang Unggul, berbasis Kompetensi dan Berdaya Saing. Prinsip Dasar adalah Penguatan dan Peningkatan Konektivitas antar Pihak (Direktorat Jenderal, BPKIMI, Dunia Usaha, Asosiasi, dan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Dalam dan Luar Negeri). Misi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Industri hingga tahun 2025 adalah: (1) Membangun SDM Industri yang kompeten dan Profesional. (2) Menyediakan tenaga kerja terampil, ahli madyadan ahli sesuai kebutuhan sector industri, (3) membangun manajemen pendidikan dan pelatihan yang berbasis kompetensi dan bertaraf internasional.
Balai Diklat Industri Regional IV Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan perlu mereposisi perannya dengan melakukan spesialisasi berdasarkan potensi unggulan IKM daerah yaitu: kerajinan, logam, dan plastik agar dapat mendukung program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) serta Kebijakan Industri Nasional (KIN) melalui pendidikan dan pelatihan teknis spesialisasi untuk menciptakan SDM industri yang kompeten dan unggul dan selaras dengan Visi, Misi dan Rencana Strategis Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Industri dalam rangka menghadapi AFTA dan Asean Economic Community (AEC) yang akan berlaku mulai tahun 2015. Fokus spesialisasi Balai Diklat Industri Regional IV Yogyakarta pada kerajinan, batik dan pengolahan makanan berdasarkan pada data industri unggulan daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah secara umum potensi yang menjadi unggulan adalah pada industri kerajinan dan industri pengolahan pangan. Industri kerajinan (bambu, kulit, kayu, perak, batik), makanan berbasis kedele dan ketela terlihat dominan pada semua kabupaten kota di DIY. Sedangkan potensi unggulan yang ada di Propinsi Jawa Tengah yang juga sudah ditetapkan pada tiap daerah sebagai kompetensi inti pada industri kerajinan, batik (42 %), pangan (20%) dan lainnnya. Untuk Potensi unggulan di wilayah Kalimantan Barat dan Tengah terbesar pada industri kerajinan terdapat pada hampir semua kabupaten (38%) dan pengolahan kayu (20%), pengolahan ikan (20%) dan industri lainnya.
Label
Fasilitas komentar tidak disertakan.