Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknik Mind Mapping

Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknik Mind Mapping

Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknik Mind Mapping

(Oleh: Kunto Purwo Widagdo, Widyaiswara BDI Yogyakarta)

 

 A.Pendahuluan

Setiap manusia lahir dengan segala potensi yang dimiliki, termasuk potensi pikiran. Sering dalam pembelajaran yang dilaksanakan, widyaiswara belum mengoptimalkan potensi peserta diklat. Hal tersebut terlihat dari berbagai kesulitan pada pembelajaran, tak jarang peserta diklat melaksanakan pembelajaran berbasis hapalan sehingga apa yang sudah dipelajari sering lupa, sulit mengerti tentang apa yang sudah diterangkan oleh widyaiswara ataupun kesulitan dalam memahami sebuah buku. Dalam hal pencatatan, sering kali membuat catatan yang kurang efektif seperti melakukan pencatatan secara linear, ataupun membuat catatan dengan menyalin semua informasi dari widyaiswara atau buku. Bentuk pencatatan seperti ini dapat mengakibatkan kesulitan untuk memahami dan mengingat kembali. Kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran tersebut mengakibatkan kurangnya pemahaman peserta diklat terhadap materi pembelajaran.

Untuk meningkatkan pemahaman peserta diklat terhadap konsep yang dipelajari, hendaknya widyaiswara bisa memaksimalkan potensi pikiran yang dimiliki oleh peserta diklat dengan mengajarkan cara atau bagaimana belajar. Cara belajar yang diajarkan tersebut tentu harus ramah otak, dengan arti kata pembelajaran tersebut tidak memberatkan kerja otak dan merangsang kreatifitas. Salah satu  cara yang untuk memaksimalkan potensi pikiran dalam memahami  materi pembelajaran dengan menggunakan mind mappingMind mapping dapat membuat rangkaian dan hubungan yang bermakna, sehingga ingatan akan lebih kuat dalam menyimpannya. Dengan cara ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang suatu konsep dalam pembelajaran

 B. Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran dengan Menggunakan “Mind Mapping”

1.Hakekat Pembelajaran dalam “Mind Mapping”

Menurut kamus bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut beberapa ahli, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja). Ada dua kategori umum tentang bagaimana kita belajar, yaitu pertama, bagaimana kita menyerap informasi (modalitas atau gaya belajar). Kedua, cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak kiri/kanan). Dengan demikian, cara belajar merupakan kombinasi dari bagaimana menyerap, lalu mengatur, dan mengolah informasi.

Dalam teori belajar kognitif, belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Pengetahuan di organisasi dalam ingatan seseorang dalam struktur hirarkis. Ini berarti bahwa pengetahuan yang lebih umum, inklusif, dan abstak membawahi pengetahuan yang lebih spesifik dan kongkrit. Selanjutnya dalam teori konstruktivisme makna belajar adalah aktivitas yang aktif, dimana peserta diklat membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses penyelesaian konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah dimilikinya.

Sesuai dengan teori belajar tersebut, ditemukan sebuah metode oleh Tony Buzan tahun 1970-an yang didasarkan riset tentang bagaimana cara kerja otak dalam memproses informasi atau belajar. Menurutnya, mind mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa dalam otak. Mind mapping merupakan suatu teknik grafis yang  menjadi kunci bersifat universal untuk membuka potensi dari seluruh otak, karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari otak atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan. Dengan melibatkan kedua belahan otak, dapat memudahkan seseorang mengatur atau mengolah serta menyajikan kembali informasi yang ada dalam otaknya baik secara tertulis maupun verbal. Otak seringkali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol suara, bentuk-bentuk dan perasaan. Sewaktu manusia berkomunikasi dengan kata-kata, pada waktu bersamaan otak mencari, memilah, merumuskan, merapikan, mengatur, menghubungkan, dan menjadikan campuran antara gagasan-gagasan dengan kata-kata yang sudah mempunyai arti tersebut agar dapat dipahami. Pada saat yang sama juga, kata-kata ini dirangkai dengan gambar, simbol, citra (kesan), bunyi, dan perasaan. Sekumpulan kata yang bercampur aduk tak berangkai didalam otak, keluar secara satu demi satu, dihubungkan oleh logika, diatur oleh tata bahasa, dan menghasilkan arti yang dapat dipahami. Dengan adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Mind mapping juga mendorong pemikiran sinergis. Semua gagasan dalam mind mapping berkaitan, mind mapping dapat membantu otak membuat lompatan pengertian dan imajinasi  besar melalui asosiasi. Dalam mind mapping, informasi dikaitkan secara logis atau teratur. Selain memaksimalkan fungsi otak dengan sistem ramah otak, mind mapping ini juga mendorong peserta diklat untuk berpikir kreatif dan imajinatif.

  1. Efektivitas ”Mind Mapping” dalam Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, metode atau teknik yang digunakan oleh widyaiswara sangat menentukan keberhasilan belajar peserta diklat. Dalam Pembelajaran konvensional yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada widyaiswara, dapat menyebabkan peserta diklat hanya duduk, mendengarkan dan menerima informasi. Cara penerimaan informasi tersebut kurang efektif karena tidak adanya proses penguatan daya ingat, walaupun ada proses penguatan berupa pembuatan catatan, peserta diklat  hanya membuat catatan dalam bentuk catatan yang monoton dan linear. Untuk mengefektifkan pembelajaran tersebut, widyaiswara bisa menggunakan teknik mind mapping yang merupakan salah satu teknik mencatat tingkat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima peserta  dapat diingat dengan bantuan catatan. Peserta diklat membangun sendiri pemahamannya dan dituangkan dalam mind mapping. Dalam pembuatan mind mapping, peserta diklat akan berimajinasi dan berkreasi menuangkan suatu konsep materi yang dipahaminya kedalam kata-kata, simbol atau gambar yang mudah diingatnya.

Secara garis besar, mind mapping berfungsi sebagai alat bantu untuk memudahkan otak bekerja dalam proses pembelajaran. Manfaat mind mapping diantaranya untuk  untuk mempercepat pembelajaran, memudahkan mengingat, dan menguatkan pemahaman. Mind mapping sering digunakan untuk teknik mencatat tingkat tinggi dan mengevaluasi pembelajaran dan juga dapat merefleksikan pemahaman personal yang mendalam atas materi pembelajaran yang telah dipelajari. Toni Buzan merekomendasikan Peta Pikiran digunakan untuk mengulang pelajaran, artinya pelajaran yang sudah dipelajari (di catatan biasa, atau buku) ditulis ulang (diringkas) menjadi catatan Peta pikiran.

  1. Teknik Pembuatan “Mind Mapping”

Pembuatan mind mapping sangatlah sederhana karena hanya menggunakan kertas kosong yang tidak bergaris, pena dan pensil warna,  imajinasi dan kreatifitas. Menurut Tony Buzan, ada tujuh langkah dalam pembuatan mind mapping dan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti diantaranya :

1) Tulis gagasan utama ditengah-tengah kertas kosong  yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Memulai dari tengah dapat memberikan kebebasan untuk menyebar ke segala arah.

2) Gunakan gambar atau lingkupi gagasan utama dengan lingkaran, persegi atau bentuk lain. Tulis dengan menggunakan huruf  kapital. Gambar dapat memberikan seribu kata dan akan lebih menarik dan membuat kita terfokus, membantu berkonsentrasi dan mengaktifkan otak.

3) Gunakan warna. Bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Dengan menggunakan warna, sehingga mind mapping akan lebih hidup.

4) Tambahkan sebuah cabang yang keluar untuk setiap poin atau gagasan utama. Jumlah cabang akan bervariasi sesuai dengan gagasan atau segmennya. Jangan lupa menggunakan bermacam warna untuk setiap segmen. Usahakan tulisannya agak besar, tetapi tidak melebihi gagasan utama. Tulis cabang tersebut secara horizontal.

5) Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan untuk detailnya. Kata kunci tersebut hendaknya merupakan inti dari sebuah gagasan dan mudah untuk diingat.

6) Buat  garis hubung  yang melengkung antar gagasan utama tingkat satu, dua tiga dan seterusnya. Otak bekerja menurut asosiasi dan otak akan lebih senang mengaitkan dua, tiga atau empat sekaligus bila kita menghubungkan cabang-cabang.

7) Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik. Setiap simbol atau gambar memiliki seribu kata.

C. Penutup

Proses belajar dan pembelajaran merupakan proses yg melibatkan seluruh aspek. Otak merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pembelajaran. Untuk mengefektifkan pembelajaran dengan maksud meningkatkan hasil belajar peserta diklat, widyaiswara dapat menggunakan berbagai teknik atau cara. Mind mapping merupakan salah satu cara yang digunakan untuk pembelajaran karena cara kerjanya yang ramah otak dalam artian memaksimalkan penggunaan otak kanan dan otak kiri. Mind mapping merupakan cara termudah menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak. Mind mapping merupakan cara mencatat kreatif efektif dan memetakan pikiran. Secara garis besar, mind mapping berfungsi sebagai alat bantu untuk memudahkan otak bekerja dalam proses pembelajaran . Mind mapping dapat mempercepat pembelajaran, memudahkan mengingat, dan menguatkan pemahaman. Mind mapping sering digunakan untuk teknik mencatat tingkat tinggi dan mengeavaluasi pembelajaran dan juga dapat merefleksikan pemahaman personal yang mendalam atas materi pembelajaran yang telah dipelajari. Toni Buzan merekomendasikan Peta Pikiran digunakan untuk mengulang pelajaran, artinya pelajaran yang sudah dipelajari (di catatan biasa, atau buku) ditulis ulang (diringkas) menjadi catatan Peta pikiran.Selain dari fungsinya mengefektifan pembelajaran, teknik mind mapping dapat mengembangkan kreativitas peserta diklat.

 

 

Daftar Pustaka

Budiningsih, C. Asri. 2012. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia

Chatib, Munif. 2014. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa

DePorter, Bobbi and  Mike Hernacki. 2013. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

Dutton Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud, Dirjen DiktiP2LPTK

http://mahmuddin.wordpress.com/209/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping diakses pada tanggal 2 Desember 2014

http://coretan-motivasi.blogspot.com/2011/10/pembelajaran-dengan-peta-pikiran.html diakses pada tanggal 2 desember 2014

http://quantuminstitute.blogspot.com/2009/12/belajar-tentang-cara-belajar.html diakses pada tanggal 5 Desember 2014

 

Label

Diklat

Fasilitas komentar tidak disertakan.

Zona Integritas

Zona Integritas BDI Yogyakarta