BDI Sepenuhnya menjadi Pusat Pelatihan IKM
Balai Diklat Industri (BDI) tidak lagi memberi pelatihan kepada aparatur pemerintah, tapi sepenuhnya akan menjadi pusat pelatihan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berbasis spesialisasi. Konsep ini secara full akan diberlakukan sejak 2013 dengan harapan pelatihan bagi pelaku IKM bisa maksimal dan keberadaan BDI berdayaguna bagi dunia usaha di masing-masing daerah.
Selama ini, BDI lebih fokus memberi pendidikan dan pelatihan industri kepada aparatur pemerintah dengan harapan aparatur yang telah mendapat pelatihan itu akan tampil menjadi pelatih di daerah masing-masing. Tetapi setelah dievaluasi, sistem itu tidak membuahkan hasil yang diharapkan bahkan hasilnya nihil.
Karena itu, BDI ke depan hanya memberi pendidikan dan pelatihan (diklat) kepada pelaku-pelaku IKM yang berbasis spesialisasi dan para peserta Diklat usai mengikuti pendidikan, segera dipekerjakan pada industri setempat. Program ini juga sekaligus kami harapkan bisa mengatasi pengangguran sebab para peserta Diklat sudah disediakan tempat kerjanya di pabrik.
Agar program ini bisa terwujud, setiap BDI juga akan ditunjang oleh workshop atau pabrik mini yang disebut sebagai teaching factory. Pabrik mini tersebut akan berguna sebagai tempat pelatihan para peserta diklat sehingga setelah menyelesaikan Diklat, para peserta sudah paham betul mengoperasikan mesin di pabrik di mana mereka akan ditempatkan. Jadi, para peserta diklat tidak lagi hanya sekadar memiliki sertifikat tanda sudah mengikuti diklat. Namun, mereja langsung dipekerjakan dan benar-benar memahami industri.
Setiap BDI di masing-masing daerah memiliki jenis industri yang dikembangkan. BDI Yogyakarta memiliki spesialisasi di bidang kerajinan, logam dan plastik. Dengan adanya kerjasama BDI Yogyakarta dengan asosiasi plastik seperti Inaplas (Indonesia Olefin, Aromatic and Plastic Association), seluruh peserta diklat, melalui asosiasi, dapat langsung bekerja di pabrik plastik.
Fasilitas komentar tidak disertakan.