Menperin Prioritaskan 6 Kelompok Industri
disadur dari www.jogjatv.tv
Dalam rangka program peningkatan daya saing industri nasional, Menteri Perindustrian mengelompokkan 6 kelompok industri dengan skala priotitas. Dalam program percepatan dan perluasan ekonomi Indonesia, Kementerian Perindustrian membaginya dalam 6 koridor dan 23 pintu gerbang atau pusat produksi. Sementara untuk pengembangan industri di wilayah Jateng dan DIY, potensi pengembangan industri masih berkutat pada pengolahan pasir besi di Kulonprogo dan pengembangan kawasan ekonomi khusus di Kendal.
Dalam pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Kementerian Perindustrian dengan dunia usaha dan instansi terkait di Hotel Melia Purosani, Senin Pagi(21/3), Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengutarakan sejumlah program untuk meningkatkan daya saing industri nasional. Ada 6 kelompok industri yang menjadi prioritas diantaranya industri padat karya, industri kecil menengah, industri barang modal, industri berbasis sumber daya alam, industri pertumbuhan tinggi dan industri prioritas khusus. Sebagai program percepatan dan perluasan ekonomi Indonesia, Kementrian Perindustrian mengelompokkannya dalam 6 koridor yakni koridor Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, koridor Jawa, koridor Bali dan Nusa Tenggara serta koridor Papua Maluku. Dalam program pro rakyat, Kementrian Perindustrian juga mengembangkan industri kendaraan angkutan umum murah dan dukungan program listrik murah dan hemat.
Sementara untuk pengembangan industri di wilayah Jateng dan DIY, industri kecil menengah masih menjadi prioritas sebagaimana dampak dari bencana erupsi Merapi dengan telah mengalokasikan anggaran Rp. 3 miliar untuk bantuan mesin dan peralatan produksi. Untuk mendukung program tersebut, Kementerian Perindustrian juga akan melaksanakan pelatihan proses produksi bagi masyarakat korban bencana yang akan beralih profesi menjadi perajin IKM. Tak hanya itu, untuk potensi pengembangan industri di Jateng dan DIY, kementrian juga mendukung prakarsa pengolahan pasir besi di Kulonprogo dan pengembangan kawasan ekonomi khusus di Kendal, Jawa Tengah. (Ernyta-Andri Yulianto)
Fasilitas komentar tidak disertakan.