Perlunya Keterampilan Berbahasa Inggris bagi Pengajar di SBI

Perlunya Keterampilan Berbahasa Inggris bagi Pengajar di SBI

Latar Belakang

Globalisasi yang berkembang dengan pesat menyebabkan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara berubah dengan cepat. Adanya ketertinggalan di berbagai bidang di era globalisasi dibandingkan dengan negara-negara tetangga menyebabkan pemerintah Indonesia terdorong untuk memacu diri untuk memiliki standar internasional. Sektor pendidikan termasuk salah satu sektor yang didorong untuk berstandar internasional. Pada tingkat sekolah menengah telah banyak SMP dan SMA yang dijadikan rintisan sekolah bertaraf internasional  dan sudah banyak juga sekolah yang memperoleh status Sekolah Bertaraf Internasional atau SBI. Sekolah-sekolah tersebut mempersiapkan para siswanya agar pada masa mendatang mereka  dapat bersaing secara global. Menyadari akan pentingnya kualitas pendidikan dan keinginan untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang pendidikan dibandingkan dengan negara lain, pemerintah terdorong untuk melakukan terobosan besar dalam bidang pendidikan dengan merancang Sekolah Bertaraf Internasional.

Dorongan pemerintah dalam sektor pendidikan telah termaktub di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 50 ayat (3) yang berbunyi, “Pemerintah dan atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional”. Untuk mendirikan Sekolah Berstandar Internasional (SBI) konsekuensi yang harus dicermati adalah tersedianya tenaga pengajar yang mempunyai kemampuan mengajar yang profesional dan kompeten di bidangnya. Mereka harus mempunyai kemampuan berkomunikasi dan bekal yang cukup terutama dalam penguasaan bahasa Inggris. Hal ini disebabkan kegiatan belajar mengajarnya akan menggunakan dwibahasa atau bilingual yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang masih diakui sebagai bahasa pengantar Internasional . Pada tahun pertama bahasa pengantar yang digunakan adalah 25 persen bahasa Inggris dan 75 persen bahasa Indonesia. Pada tahun kedua bahasa pengantarnya masing-masing 50 persen untuk bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sedangkan pada tahun ketiga bahasa pengantar yang digunakan 75 persen bahasa Inggris dan 25 persen bahasa Indonesia. Standar Internasional tidak hanya berlaku pada tenaga pengajarnya saja tapi juga berlaku pada siswa sekolah.

Dalam menjalankan proses belajar mengajar, guru bilingual SBI  harus mempunyai dua macam pengetahuan kebahasaan, yaitu pengetahuan tentang istilah tehnis (technical vocabulary) dalam mata pelajaran tertentu dan pengetahuan tentang tata bahasa Inggris. Menerangkan konsep yang terkandung dalam istilah-istilah tehnis mungkin bukan merupakan masalah yang terlalu berat karena guru sudah mempunyai latar belakang ilmu yang diajarkan. Ini merupakan kekuatan bagi guru bilingual. Yang perlu harus dikembangkan ialah pengetahuan tentang tata bahasa dan ketrampilan menggunakan bahasa Inggris baik untuk keperluan umum (non-pedagogis) maupun untuk mengajarkan materi pelajaran (ketrampilan pedagogis). Bagaimanapun juga, mengajarkan suatu topik mata pelajaran dengan pengantar bahasa Inggris tidak bisa lepas dari pengajaran tata bahasa walaupun cara mangajarkannya tidak persis sama seperti mengajarkan tata bahasa dalam pelajaran bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib (English for General Purposes) pada umumnya.

Sekolah Berstandar Internasional (SBI) adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. SNP ini diperkaya dengan beberapa unsur pendidikan yang mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OCD) atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional (Sofa, 2009). Lebih lanjut Sofa menjelaskan bahwa ciri esensial dari SBI ditinjau dari komponen pendidikan ialah: (a) lulusan SBI dapat melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri, (b) lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negara-negara lain, dan (c) lulusan SBI meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga.

Siswa yang akan belajar di Sekolah Berstandar Internasional (SBI) tersebut adalah mereka yang dianggap sebagai bibit unggul, telah diseleksi dengan tahapan tes yang ketat  dan akan diperlakukan secara khusus. Jumlah siswa di kelas internasional juga akan dibatasi maksimum 24 siswa per kelas. Siswa kelas internasional tersebut diprioritaskan untuk belajar ilmu eksakta, teknologi informasi dan komunikasi.

Integrated English Training by BDI Yogyakarta

Bahan pelajaran dalam kelas bilingual (seharusnya) memakai bahasa Inggris. Sangat aneh jika bahan pelajaran memakai bahasa Indonesia. Oleh sebab itu tidak relistis jika penyampaian substansi pelajaran disampaikan (sebagian besar) dalam bahasa Indonesia. Ini merupakan tantangan bagi pengembangan SBI di Indonesia yang memerlukan kerja keras dan komitmen yang tinggi secara berkelanjutan. Menurut Education Advisor dari British Council, Itje Chodidjah, berdasarkan hasil penelitian, murid perlu waktu tujuh tahun untuk fasih berbahasa Inggris dalam mempelajari mata pelajaran tertentu (Dharma, 2007). Hal ini perlu didukung oleh tersedianya bahan ajar yang baik dan ketrampilan pedagogik guru yang memadai.

Tuntutan untuk memakai bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam beberapa mata pelajaran tersebut di atas telah mendorong sekolah untuk merancang berbagai program pelatihan bahasa Inggris untuk guru-guru. Mereka dikirim ke lembaga-lembaga pendidikan formal untuk mengikuti kursus bahasa Inggris selama beberapa bulan dengan harapan bahwa setelah menyelesaikan kursus mereka akan siap mengajar dengan bahasa Inggris. Ada juga sekolah yang mengundang pakar pendidikan bahasa Inggris untuk memberi pelatihan kepada guru-guru di sekolah secara reguler, di tengah-tengah kesibukan mereka mengajar. Yang menjadi pertanyaan ialah apakah para guru yang sudah mendapat pelatihan bahasa Inggris sudah siap dengan tugas yang diamanatkan oleh undang undang tersebut di atas. Jika mereka belum siap,  pengetahuan atau ketrampilan apa yang harus dimiliki oleh para guru agar mereka benar-benar siap mengajar dengan bahasa Inggris.

Dalam upaya agar tenaga pengajar pada Sekolah Berstandar Internasional (SBI) mempunyai keunggulan kompetitif, kompeten dan terampil dalam penguasaan bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan maka Balai Diklat Industri Reg. IV Yogyakarta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang relevan dalam menjawab tantangan dan kebutuhan aparatur .

Untuk mendukung hal tersebut di atas maka diperlukan usaha peningkatan kualitas dan kemampuan khususnya bagi tenaga pengajar melalui Diklat Integrated English Training yang diselenggarakan mulai awal bulan Juli hingga akhir bulan Agustus 2009 selama 15 kali tatap muka . Diklat  ini memberikan bekal pengetahuan bagi peserta dalam memahami bahasa Inggris dalam tataran empat skill yakni listening, speaking, reading and writing. Dengan bekal penguasaan empat skill bahasa Inggris tersebut diharapkan peserta akan lebih memahami penguasaan bahasa Inggris secara menyeluruh. Pada akhir Diklat peserta akan diukur penguasaan bahasa Inggris dengan mengikuti Tes TOEFL Prediction sehingga akan terlihat seberapa jauh kemampuan peserta dalam penguasaan bahasa Inggris. Salah satu peserta Diklat Integrated English Training, Maya Sakuntala,ST,MSi, berpendapat bahwa dengan mengikuti diklat ini beliau merasa dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar Internasional serta dapat meningkatkan kefasihan dan kelancaran berbahasa Inggris dalam tataran listening, speaking, reading and writing. Pendapat yang setara juga diungkapkan oleh Drs. Kasnama selaku guru bidang olahraga dan kesehatan jasmani yang berpendapat bahwa pembekalan dalam diklat ini dapat meningkatkan mentalnya dalam berbahasa Inggris walaupun dengan penguasaan kosakata yang masih terbatas.

 

Kesimpulan

Upaya pengembangan kemampuan tenaga pengajar yang mempunyai kapabilitas dan kompetensi yang unggul dalam keterampilan berbahasa Inggris perlu untuk selalu ditingkatkan. Menyiapkan tenaga pengajar  yang ke depannya akan menjadi Sekolah Berstandar Internasional (SBI) dapat dilakukan dengan adanya pembekalan pendidikan dan pelatihan yang berwawasan global yaitu Integrated English Training. Keterampilan berbahasa Inggris baik lisan dan tulisan sangat mendukung peningkatan kemampuan tenaga pengajar yang siap untuk mentransfer ilmu kepada siswa didiknya dengan menggunakan bahasa pengantar Internasional yakni bahasa Inggris.

 

Daftar Bacaan

Astika, Gusti. 2009. Model Kelas Bilingual di Sekolah Bertaraf Internasional: Sebuah Pemikiran Konseptual. http://gurupembaharu.com

Balai Diklat Industri Yogyakarta. Laporan Diklat Integrated English Training for SMTI Teachers.

Menuju sekolah bertaraf internasional.http://sbisman5bekasi.blogspot.com.

 

 

 

 

 

 

Fasilitas komentar tidak disertakan.

Zona Integritas

Zona Integritas BDI Yogyakarta