Beli Mobil Bekas, Recommended-kah?
Memiliki sebuah mobil saat ini sudah bukan hal “langka” lagi. Memiliki mobil adalah hal lumrah, yang terkadang orang lebih mementingkan untuk memilikinya dibanding memiliki sebuah rumah. Banyak kita jumpai terutama di kota besar, orang memiliki sebuah mobil baru, namun hidup di rumah kontrakan bertahun-tahun bersama anak istrinya. Salahkah? Tentu tidak. Hal tersebut kembali kepada prinsip hidup masing-masing orang. Namun dari kacamata penulis yang memang suka “berhitung”, maka secara kasat mata, kita akan mengalami kerugian ganda jika memiliki mobil, terlebih mobil baru, namun masih hidup di rumah kontrakan. Dimana letak kerugiannya? Pertama, kerugian karena penyusutan harga mobil baru yang relatif cepat, dan yang kedua adalah kerugian karena membayar rumah sewa setiap tahunnya. Belum lagi kerugian-kerugian lain yang bersifat “pendukung”, misalnya berkurangnya saving bulanan karena harus membayar cicilan mobil, membayar pajak tahunan si mobil, bayar asuransi, belanja bensin yang tentunya lebih banyak dibanding ketika menggunakan sepeda motor, belanja gaya hidup yang “naik” karena menggunakan mobil, belanja perawatan kendaraan baik servis berkala atau mencuci dan salon mobil supaya mobil tetap cantik, biaya beli ini itu supaya mobil tambah mantap, dan sebagainya.
Lalu bagaimana solusinya? Langkah terbaik menurut hemat penulis adalah, jangan membeli mobil sebelum memiliki rumah! Berusahalah untuk memiliki rumah terlebih dahulu, baru kemudian berpikir mengenai mobil. Setelah memiliki rumah, kita boleh memikirkan kebutuhan tersier seperti mobil. Bagaimanapun, mobil adalah barang mewah, yang semestinya “hanya” dimiliki oleh orang yang telah “mapan” secara ekonomi, kebutuhan primer dan sekundernya sudah tercukupi bahkan lebih. Lalu mobil seperti apa yang akan kita beli? Haruskah membeli mobil yang baru? Kebanyakan orang yang membeli mobil baru memiliki alasan berbeda, namun mayoritas memiliki alasan bahwa mobil baru masih ngga perlu perawatan, selain tentunya lebih bergengsi ya, sementara mobil lama sudah perlu perawatan ini itu, ganti ini ganti itu, dsb.
Benarkah mobil baru itu bebas biaya perawatan? Tentu tidak. Seperti halnya sepeda motor baru, mobil baru juga memerlukan aneka perawatan yang memiliki biaya “tidak kalah” dengan sebuah mobil bekas. Terlebih, perawatan sebuah bengkel baru di bengkel resmi memiliki tarif khusus yang relatif lebih mahal dibanding dengan mobil lama. Lalu benarkah sebuah mobil seken memerlukan aneka perawatan yang memerlukan biaya tinggi? Jawabannya, bisa iya bisa tidak. Iya, jika kita “asal” dalam memilih si mobil, dan tidak jika kita berhati-hati dalam memilih mobil bekas. Jika kita tidak paham seluk beluk dalam memilih mobil bekas, maka cara termudah untuk meminimalisir kesalahan dalam memilihnya adalah dengan mengajak orang yang paham mengenai mobil bekas ketika akan membelinya. Lebih baik kehilangan 200-300 ribu untuk membayar jasa seorang profesional yang paham kondisi mobil bekas, ketimbang harus kehilangan banyak uang karena mobil yang kita beli ternyata adalah mobil yang banyak masalah. Ketika kita mendapatkan mobil bekas yang berkualitas, maka biaya selanjutnya pun akan berjalan stabil, sepertli layaknya kita membeli sebuah mobil baru. Ya jika ada biaya lebih, tentu wajar karena kita membeli mobil yang sudah dipakai orang. Namun biaya lebih itu tentunya tidak berlangsung terus menerus, ketika sparepart yang rusak telah kita ganti baru, atau kerusakan yang kita alami telah ditangani, maka mobil pun dapat kita gunakan seperti biasa, dan tentunya, jangan salah pilih bengkel. Pilih saja bengkel yang sudah memiliki nama, dan rekam jejak yang jelas. Jangan memilih bengkel kelas abal-abal. Serahkan segala sesuatu kepada ahlinya.
Jadi, jika kita berhati-hati dalam memilih, maka mobil bekas pun tak ubahnya seperti “hanya” meneruskan kepemilikan dari pemilik sebelumnya, tak perlu bengkel sana bengkel sini. Kemudian, mobil bekas tentu banyak bonusnya. Apa itu? Yang pertama, diskon besar-besaran. Secara umum, sebuah mobil MPV yang telah terpakai selama 3 tahun setidaknya akan mengalami penurunan sebanyak 60 hingga 100an juta. Alih-alih membeli mobil baru seharga 230an juta, lebih baik kita beli versi seken-nya yang telah didiskon banyak. Kita biarkan dulu si mobil dipakai oleh orang lain selama 3 tahun, baru kita ambil alih. Ya, sesederhana itu cara berpikirnya. Kedua, kita tidak perlu membeli mobil secara kredit. Cukup gunakan saja uang yang sudah ada di tabungan kita, seadanya. Punyanya 120 juta, ya kita beli yang seharga 120an juta, punyanya 70 juta ya kita beli yang seharga itu saja. Tak perlu menggenapi kekurangannya dengan cara kredit ke bank. Daripada mengangsur 3-5 juta per bulan, lebih baik kita gunakan uang tersebut untuk keperluan yang lebih penting bukan? Ketiga, mobil seken yang kita beli hanya akan nampak seken selama 3 bulanan saja, setelah itu ya rasanya akan menjadi biasa saja, orang pun tidak akan tahu apakah kita membelinya baru atau bekas bukan? Dan yang keempat, sebuah mobil bekas tidak akan mengalami penurunan harga setajam mobil baru. Mobil yang harganya sudah “hampir habis” tak akan menjadi nol rupiah di 5 tahun ke depan. Demikianlah, ada banyak manfaat yang kita ambil ketika membeli mobil bekas. Ketimbang membeli mobil baru, lebih baik beli mobil bekas, sisa uangnya bisa kita manfaatkan untuk keperluan lainnya, toh antara yang baru dengan yang bekas, fungsinya pun sama bukan? Jadi, selamat berpikir ulang untuk membeli mobil yang baru.
Daftar Pustaka
https://carusermagz.com/ingin-punya-mobil-ini-daftar-biaya-operasional-perawatan-dan-kepemilikan-yang-harus-diperhitungkan/. Diakses pada 21 Oktober 2020.
https://dealertoyotaprobolinggo.com/perkiraan-biaya-perawatan-mobil-untuk-satu-tahun/. Diakses pada 21 Oktober 2020.
https://lifepal.co.id/media/biaya-servis-mobil/. Diakses pada 21 Oktober 2020.
Label
Fasilitas komentar tidak disertakan.