BOLEHKAH MEMBATALKAN PUASA RAMADHAN SEMAUNYA?
Bulan Ramadhan adalah bulan bagi setiap muslim untuk melakukan ibadah puasa, tentu semua udah tau soal ini kan? Dan semua pasti sudah paham, apa sih hukumnya puasa Ramadhan ini? Iya betul, hukumnya adalah WAJIB. Terus, kira-kira apakah setiap muslim dewasa boleh membatalkan puasa Ramadhan ini seenaknya? Nah, ini pertanyaan serius. Karena selama ini, sebagian kecil muslim belom paham, apa makna WAJIB ini sebenarnya… (hehe, mohon maaf yaa…pokoknya piisss deh…).
Masih sering saya liat, banyak orang dewasa yang makan atau ngerokok di siang hari bulan puasa. Mungkin mereka beragama lain? Iya, mungkin juga sih, tapi rasa-rasanya banyak juga diantara mereka yang muslim. Kemudian, sering juga saya jumpai status/komen di medsos, yang bahkan dengan sengaja pamer lagi makan di siang hari, atau sekedar tergoda oleh segernya es teh di warung angkringan tetangga. Seakan mereka bangga dengan “kendablekannya”, atau sekedar pengen nunjukin eksistensi diri di depan temen-temennya, atau mungkin karena kurang paham sama hukum puasa yang wajib itu?
Oke lah, anggap aja karena belum paham hukum dan konsekuensinya ya.
Puasa, masuk dalam salah satu RUKUN ISLAM yang 5 (Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji). Terus apa yang dimaksud dengan kata “rukun” ini sebenernya? Kuranglebih, makna kata “rukun” ini adalah sesuatu yang super wajib dilakukan. Maka “Rukun Islam” maknanya segala sesuatu yang super wajib untuk dilakukan oleh kita sebagai orang Islam. Tanpa melakukan Rukun Islam, maka ke-Islaman kita pun dipertanyakan. Kecuali Zakat dan Haji, dikasih tambahan embel-embel “bagi yang mampu”, baik mampu secara materi, maupun fisik (untuk haji).
Maka sama halnya dengan puasa, sebagai muslim yang telah aqil baligh kita WAJIB melakukannya, kecuali karena alasan tertentu semisal sakit, melakukan perjalanan yang jauh dan berat, orang lansia, dsb.
Kalo wajib, lalu kenapa sekarang banyak kita jumpai muslim dewasa yang tidak berpuasa, atau berpuasa tapi sampe tengah hari dengan enaknya membatalkan puasa hanya demi seteguk es teh? Nah, ini yang menjadi masalah. Kalo menurut saya sih, penyebabnya ada banyak. Satu, mungkin karena kurangnya bekal agama mereka, yang kedua karena kyai/ustadz/guru agama JARANG BANGET yang menerangkan apa hukuman bagi kita yang membatalkan puasa dengan sengaja/tanpa alasan yang kuat. Biasanya, kyai/ustadz/guru agama cuman ngasih tau bahwa puasa itu wajib, dan kalo batal ya nanti di-qadha (dibayar setelah bulan Ramadhan). Iya, kedengerannya enak kan kalo gitu? Sekedar batalin, lalu kapan-kapan dibayar.
Lalu emang apa sih hukuman bagi kita yang sengaja membatalkan puasa tanpa alasan yang kuat? Yuk, saya bantu cariin dasarnya ya, ada di beberapa hadits nih (maaf ya, saya bukan kyai/ustadz, sebatas sedikit tau aja).
Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketika aku tidur, (aku bermimpi) melihat ada dua orang yang mendatangiku, kemudian keduanya memegang lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal. Mereka mengatakan, ‘Naiklah!’ Ketika aku sampai di atas gunung, tiba-tiba aku mendengar suara yang sangat keras. Aku pun bertanya, ‘Suara apakah ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah teriakan penghuni neraka’. Kemudian mereka membawaku melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba, aku melihat ada orang yang digantung dengan mata kakinya (terjungkir), pipinya sobek, dan mengalirkan darah. Aku pun bertanya, ‘Siapakah mereka itu?’ Kedua orang ini menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum waktunya (meninggalkan puasa)’. Mereka membawaku melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba ada beberapa orang yang badannya bengkak, baunya sangat busuk, dan wajahnya sangat jelek. Aku bertanya, ‘Siapa mereka?’ Kedua orang itu menjawab, ‘Mereka para pezina lelaki dan wanita’. (HR. Ibnu Hibban : 7491, Al-Hakim : 2837, Ibnu Khuzaimah : 1986. Adz-Dzahabi, Al-Albani dan Al-A’dzami mengatakan shahih).
Lalu ada hadits lainnya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berbuka sehari dari (puasa) bulan Ramadhan bukan dengan (alasan) keringanan yang Allah berikan kepadanya, maka tidak akan diterima darinya (walaupun dia berpuasa) setahun semuanya. (HR. Ahmad : 9002, Abu Dawud : 2396, Ibnu Khuzaimah : 1987).
Kemudian, dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia berkata, “Barangsiapa berbuka sehari dari (puasa) bulan Ramadhan dengan sengaja, berpuasa setahun penuh tidak bisa menggantinya”. (Riwayat Ibnu Hazm dalam al-Muhalla, 6/184).
Naaahhh, cukup 3 aja ya gaes, udah cukup rasanya untuk meyakinkan kita bahwa puasa Ramadhan itu ga boleh buat “mainan”. Beda dengan puasa sunnah (Senin-Kamis, Daud, dsb) yang boleh kita batalkan sewaktu-waktu, TANPA HUKUMAN.
Dulu, sewaktu masih tiap minggu bolak-balik Jakarta-Jogja naik kereta malam, saya pernah nanya temen akrab saya,
Saya: “Nanti kita saur di Cirebon ya? Puasa kan?”
Temen: “Ya liat-liat Mas, kalo ngga kuat ya dibatalin.”
Saya: “Lho, kok kayak anak kecil aja puasanya? Kalo ngga kuat dibatalin…” (Saya ngomong gitu karena umur dia lumayan jauh lebih muda dari saya, jadi saya anggap adik aja)
Temen: “Hehehe….”
Naahhh, temen saya ini salah satu contoh diantara sekian banyak orang muslim dewasa yang menganggap bahwa puasa Ramadhan itu bisa dilakukan dengan santaiii, contoh lain masih banyak banget, baik di sekitar kita maupun kita lihat lewat obrolan di medsos.
Trus ada yang bilang, “Ah, susah amat jadi orang Islam…”
Hehehe, engga susah Bro, kalo dilakukan dengan ikhlas. Semua adalah kewajiban kita sebagai muslim, Syahadat, Shalat 5 waktu, Puasa Ramadhan, Zakat, Haji, semuanya wajib kita lakukan.
Terus, karena dirasa berat, ada yang mikir, “enakan jadi orang non-Islam deh.”
Yaahhh, kalo ini mah, harus belajar Islam dan Al-Quran lebih dalem lagi deh, hehehe…. Naudzubillaahh, jangan sampai kita jadi orang murtad yaa….
Yuk ah, belajar agama Islam dan Al-Quran bareng-bareng yaaa…..biar lebih paham….
** Kang I D **
Jogja, 8 Juni 2018
Label
Fasilitas komentar tidak disertakan.