Pentingnya Memaksimalkan Pikiran Positif

Dalam The Aladdin Factor karya Jack Canfield dan Mark Viktor Hansen disebutkan bahwa setiap hari manusia menghadapi lebih dari 60.000 pikiran. Kemudian, penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran di San Francisco menyebutkan bahwa lebih dari 80% pikiran manusia bersifat negatif. Dengan demikian, sekitar 48.000 diantara pikiran yang muncul kita gunakan untuk berpikir negatif. Semua pikiran negatif itu tentu akan mempengaruhi perasaaan, perilaku serta penyakit yang mendera jiwa dan raga kita.

Mari kita ingat-ingat keseharian kita, betapa seringnya kita lebih memilih perkataan dan pikiran negatif seperti:

“Saya nggak mungkin bisa nyetir mobil”,

“Saya sudah terlalu tua untuk belajar”,

“Saya tidak mungkin menjadi manajer di perusahaan ini”,

“Saya sudah terlalu tua untuk memulai usaha”,

“Saya cuman lulusan SD, rasanya tidak mungkin saya bisa jadi orang kaya”,

“Saya nggak punya bakat berdagang, karena orangtua saya semua cuman petani, jadi saya bisanya hanya jadi petani saja”,

ketimbang memilih perkataan dan pikiran yang positif seperti:

“Saya pasti bisa nyetir mobil”,

“Meskipun sudah cukup tua, tapi saya masih mampu untuk terus belajar”,

“suatu saat, saya akan bisa menjadi manajer di perusahaan ini”,

“Saya pasti bisa memulai usaha”,

“Saya pasti bisa jadi orang kaya”,

“Saya pasti bisa berdagang”.

Ketika kita berfokus pada pikiran bahwa “Kita tidak akan bisa menyetir mobil”, maka pikiran bawah sadar kita akan menuntun kita kesana, yang akhirnya akan menciptakan berbagai macam alasan untuk meng-amini bahwa kita memang tidak akan bisa menyetir mobil.  Alasan-alasan itu misalnya; istri kita sangat mahir menyetir sehingga takut jika kita yang memegang setir mobil; badan kita terlalu gendut sehingga sulit untuk menyetir; kita punya banyak uang untuk membayar jasa sopir pribadi, jadi untuk apa nyetir sendiri; dsb. Setelah menciptakan berbagai alasan, maka pikiran negatif akhirnya akan menuntun badan kita untuk tidak berani memulai menyetir mobil, terlebih setelah adanya trauma ketika belajar menyetir, misalnya mobil kita menyerempet truk, maka kita akan semakin takut untuk mencoba lagi. Meskipun 5 mobil ada di rumah, namun jika kita berpikir bahwa kita tidak akan bisa menyetir, maka selamanya kita tidak akan bisa melakukannya.

Namun berbeda ketika kita berfokus pada pikiran bahwa “Kita pasti bisa menyetir mobil”, maka pikiran bawah sadar kita akan menuntun kita kesana, yang akhirnya akan menciptakan berbagai macam alasan untuk mendukung bahwa kita memang pasti akan bisa menyetir mobil, misalnya; sebagai lelaki maka saya tidak akan biarkan istri saya menyetir sendiri terlebih untuk perjalanan jauh; jika istri saya sakit maka siapa yang akan mengantarnya andai saya tidak bisa nyetir; sopir kantor saya yang badannya pendek aja bisa nyetir, saya yang tinggi mestinya lebih bisa nyetir; dsb. Berbeda dengan pikiran negatif, maka pikiran positif akan melahirkan tindakan yang memberikan semangat bagi kita bahwa kita pasti akan bisa menyetir mobil.

Betul, betapa banyak orang yang hanya lulus SD namun bisa menjadi orang yang kaya raya, sebaliknya juga ada sarjana namun hanya hidup pas-pasan dari segi ekonomi. Ada orang yang hanya lulus SD namun bisa menjadi seorang motivator kelas dunia, namun sebaliknya betapa banyak sarjana yang hanya menjadi pengangguran saja. Semua berawal dari pikiran. Pikiran positif bukan hanya sebuah ide yang bersifat memotivasi. Berpikir positif juga memiliki efek-efek yang konstruktif yang besarnya dapat diukur terhadap kepribadian, kesehatan, tingkat energi dan kreativitas kita. Semakin positif dan optimis kita, semakin bahagia kita dalam setiap aspek kehidupan.

Sebaliknya, pikiran-pikiran yang negatif akan mendatangkan hasil yang berlawanan. Pikiran negatif akan mengurangi kekuatan kita dan membuat kita menjadi merasa Iemah dan kurang percaya diri. Kapanpun kita berpikir dan mengatakan sesuatu yang negatif, kita sebenarnya sedang menyerahkan kekuatan kita. Kita merasa marah dan defensif, merasa frustasi dan tidak bahagia. Lama kelamaan pemikiran yang negatif akan dapat membuat kita sakit secara fisik, bahkan dapat meracuni hubungan kita dengan orang lain.

Pikiran yang positif akan memberi kita kesehatan mental dan prestasi puncak. Sebaliknya, pikiran negatif menimbulkan penyakit mental serta menurunkan efektivitas dan kemampuan kerja kita. Oleh karena itu, jika ingin mendapatkan kehidupan yang indah, kita harus mengarahkan sasaran-sasaran kita pada penanaman berbagai emosi positif dalam diri kita dan membuang jauh emosi yang negatif.

Penghapusan emosi negatif adalah satu langkah sangat penting yang dapat kita ambil demi memperoleh kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi. Setiap kali kita memegang kendali penuh atas pikiran dan perasaan, serta mendisiplinkan diri agar tetap memelihara pikiran dan perasaan yang positif, maka kualitas hidup kita baik mental maupun fisik akan meningkat. Ketiadaan emosi negatif akan membuat pikiran kita secara otomatis terisi oleh emosi-emosi yang positif yang menghasilkan perasaan bahagia dan puas.

Dalam diri seseorang terdapat dua sisi, yaitu berpikir positif dan negatif. Berpikir positif adalah meletakkan semua hal yang terjadi pada diri sendiri maupun hubungan dengan orang lain. Mengapa berpikir positif itu hebat? Berpikir positif memiliki dampak dan pengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Saat kita mulai berpikir positif, kekuatan besar akan datang mengimbangi cara berpikir kita untuk tetap melakukan hal-hal baik dengan cara yang baik.

Dengan berpikir positif, kita akan terhindar dari dampak kehidupan yang buruk. Sebagai contoh, di saat kita mengalami penderitaan terhadap kehidupan diri kita sebagai pribadi, kita akan dihadapkan pada perasaan kesal, marah dan sedih. Di sinilah kita menunjukkan sikap terhadap sebuah masalah pribadi. Apakah kita memilih untuk berpikir positif atau negatif. Jika kita memilih berpikir negatif, maka sikap kita akan merasa kesal, marah dan sedih atas penderitaan yang kita terima. Akhirnya, kita tidak memecahkan masalah, tapi menambah rumit dan tentunya tidak akan menemukan jalan keluar. Sebaliknya, ketika memilih untuk berpikir positif, maka yang terjadi adalah sebuah penerimaan yang diikuti keikhlasan atas masalah yang kita alami dan perasaan untuk harus memperbaikinya sesegera mungkin dengan jalan terbaik. Tidak ada rasa sedih ataupun putus asa di dalamnya. Dengan sendirinya, kita akan merasa kuat menghadapi derita ataupun cobaan yang menerpa.

Contoh berikutnya adalah di saat kita bermasalah dengan orang lain, atau teman kita merasa memiliki masalah dengan kita. Percaya dan berpikir baik kepada teman kita tentu bukan suatu hal yang mudah, namun berpikir positif akan membuat pikiran dan hati kita tenang, dibanding jika kita memilih untuk berpikir negatif terhadap teman kita tersebut.

Dengan semua kesulitan yang kita hadapi dalam hidup ini, sangat penting bagi kita untuk membiasakan diri berpikir positif. Tidak hanya berguna bagi kesehatan kita, tetapi juga untuk anak-anak atau keluarga kita. Setiap orang di dunia ini pasti pernah mengalami depresi, setidaknya sekali dalam hidupnya. Depresi adalah suatu keadaan emosi normal yang kita rasakan ketika menghadapi ketidaktentuan dan rintangan hidup yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti trauma dan shock yang tiba-tiba. Bahkan, sampai hal kecil, seperti kurang tidur dan liburan yang tertunda, juga dapat merangsang timbulnya depresi. Kunci menghindarinya adalah mencegah emosi negatif dengan mengubah gaya hidup dan perilaku. Kita harus memiliki suatu pandangan hidup yang positif. Kalau tidak, maka depresi akan selalu menang.

Orang yang berpikiran positif selalu mengikuti suatu rencana game dalam hidup. Jika kita menunggu hidup membawa kita ke suatu tempat, kita akan jatuh pada perangkap pengharapan yang terlalu banyak dan menjadi kecewa dengan cepat. Dengan mengatur tujuan yang konkret dan realistis, kita telah membuat standar diri untuk mencapai periode waktu yang jelas. Pertama kali kita mencapai tujuan, pikiran positif akan mulai muncul dengan kapabilitas dan keterampilan (skill). Dan, yang terbaik dari segalanya adalah tingkat kepercayaan diri.

Ketika kita sedang memiliki masalah, ingatlah selalu untuk berpikiran positif seperti ini: “Kita adalah apa yang kita pikirkan, dan kita merasa apa yang kita inginkan.” Dengan melakukan ini, kita akan selalu menjadi seorang pemenang saat waktu baik dan seorang survivor saat waktu buruk.

 

Pentingnya Selalu Berpikir dan Berperilaku Positif

Kita telah sama-sama memahami bahwa dalam hidup, hendaknya kita selalu mengembangkan pikiran-pikiran yang bersifat positif serta meninggalkan pikiran-pikiran negatif.

Berpikir positif juga menyehatkan. Donald C. Cole, MD, peneliti senior pada Institute for Work and Health di Toronto, menyatakan bahwa berpikir positif dapat membantu kesembuhan seseorang, bahkan yang terkena penyakit kronis. Ini bukanlah omong kosong atau karangan belaka, melainkan hal itu memang memberikan perasaan memiliki kendali atas kesehatan tubuh dan masa depan kita. Orang-orang sukses dan bahagia secara terus-menerus menunjukkan sikap yang penuh pengharapan positif bagi diri mereka sendiri. Mereka berharap dapat mempelajari sesuatu yang bernilai dari setiap pengalaman mereka.

Banyak penelitian telah dilakukan, yang menunjukkan betapa pikiran dan perkataan baik positif maupun negatif itu memberikan dampak yang sangat berbeda. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Masaaru Emoto, beliau meneliti kristal-kristal air yang diucapkan kata-kata positif dan kata-kata negatif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kristal air yang diberikan kata-kata negatif (contoh: kamu bodoh, kamu jorok, aku jijik melihatmu, dsb) begitu dilihat pada mikroskop akan menampilkan penampakan yang sangat buruk, sementara kristal air yang diucapkan kata-kata positif (contoh: terimakasih, kamu baik sekali, aku sayang padamu, dsb) akan menampilkan penampakan yang sangat cantik dan begitu bersih. Hasil penelitian tersebut tentunya semakin menguatkan bahwa kita memang harus selalu berpikir dan berkata positif, terlebih tubuh manusia 70 persen terdiri dari air.

Banyak ungkapan dari orang-orang yang berhasil dalam hidupnya, dan setiap kali ditanya apa yang mendorong mereka untuk mampu melakukannya, jawaban mereka adalah “berpikir positif”. Berpikir positif akan membuat kita maju dan sukses. Dengan pikiran yang positif, kita dapat menjalani segala sesuatu tanpa terbebani oleh ribuan pikiran buruk. Kita juga terhindar dari perasaan takut gagal. Jalan di depan kita pun selalu terasa lapang.

 

Daftar referensi:

 

Elfiky, Ibrahim., Terapi Berpikir Positif, Penerbit Zaman, Jakarta, Cetakan XIV, 2014.

 

Aulia, Muhammad., Terapi Ampuh Bisa Selalu Berpikir Positif, Penerbit Flasbooks, Yogyakarta, 2013.

 

http://international.okezone.com/read/2013/12/11/214/910800/erik-weihenmayer-tuna-netra-penakluk-puncak-everest tanggal 12 Desember 2013, diakses pada 19 Februari 2014.

Fasilitas komentar tidak disertakan.

Zona Integritas

Zona Integritas BDI Yogyakarta